Malvinisme
2 min readSep 7, 2021
Source: Anti-Tank Project

Munir Adalah Simbol Keberanian

Munir Said Thalib, adalah seorang pejuang HAM (Hak Asasi Manusia) yang lahir di malang pada tanggal 8 Desember 1965. Perjalanan beliau sungguh menggugah hati para penikmat dunia aktivisme, dimulai dari kampus hingga memperjuangkan hak-hak manusia melalui berbagai lembaga. Salah satu lembaga yang beliau dirikan yaitu KontraS (Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan). Cak Munir, begitu sapaannya diantara kawan-kawan akrabnya sering mengadvokasi beberapa perjuangan buruh, seperti perjumpaan pertamanya oleh sang istri yaitu Suciwati.

Tepat pada hari ini, 17 tahun yang lalu Cak munir diracun oleh sekelompok elit negara dalam perjalanannya menuju belanda. Dibalik kisah tersebut, Cak Munir mempunyai sebuah pernyataan yang dapat menohok semua orang yang merancang pembunuhan yaitu beliau hanya ingin pergi ke Belanda jika maskapainya Garuda Indonesia, Alasannya sangat simple yaitu agar uangnya nanti bisa menambah devisa negara. Dari pernyataan tersebut kita bisa lihat betapa cintanya munir terhadap tanah air ini, tapi elit-elit politik pada zaman itu begitu kejam dan keji untuk menghilangkan nyawa munir. Untuk menghilangkan nyawa seseorang, negara ini begitu gampangnya melakukan hal tersebut, hingga pada saat ini penuntasan kasus pelanggaran HAM belum selesai dan tuntas, yang ada hanya janji manis para petinggi negara ini. Terlebih pembentukan TPF ( Tim Pencari Fakta) juga hanya membuang waktu dan hanya menjadi formalitas dari seorang presiden ke presiden.

Salah satu orasi Cak Munir Said Thalib yang masih saya ingat hingga pada detik ini adalah “Mereka berebut kuasa, mereka menenteng senjata, mereka menembak rakyat, tapi kemudian bersembunyi dibalik ketek kekuasaan. Apakah kita biarkan orang-orang pengecut itu tetap gagah? Saya kira tidak, mereka gagal untuk gagah, mereka hanya ganti baju. Tapi dalam tubuh mereka adalah sesuatu kehinaan, sesuatu yang tidak bertanggung jawab, yang mereka akan bayar sampai titik manapun”.

Dari potongan orasi tersebut dapat kita simpulkan bahwa Cak Munir adalah seorang yang pemberani dan tegas dalam memperjuangkan ketidakadilan, boleh dibilang syaraf takut beliau suduh putus karena sangat lantang untuk membela kebenaran dan kebaikan. Tak apa Cak, jasadmu memang sudah terkubur oleh tanah tetapi pemikiran dan tindakanmu akan selalu abadi pada semua orang yang memperjuangkan hak-hak yang didzolimi. Terimakasih Munir Said Thalib, engkau abadi dalam ingatan kami.

#17TahunPembunuhanMunir

Malvinisme
Malvinisme

Written by Malvinisme

Lelaki malas yang akan membawa senyum kepada orang tua

Responses (1)